GALALISAN.com - Seorang prajurit TNI, Pratu Miftahul Arifin gugur dalam operasi penyelamatan Pilot Susi Air.
Prajurit TNI tersebut tewas usai kontak senjata dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) saat melakukan operasi penyelamatan pilot Susi Air ini.
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengungkap cerita awal mula Yonif Raider 321/Galuh Taruna (Yonif R 321/GT) diserang, hingga menewaskan satu prajurit.
Baca Juga: Sekelompok Remaja Disinyalir Akan Tawuran, Tiga Senjata Tajam Disita Polisi
Dalam insiden tersebut, empat prajurit lain dinyatakan hilang kontak.
Laksamana Yudo Margono menyebut, awalnya sebanyak 36 prajurit tim SAR pilot Susi Air tiba-tiba dihadang oleh KST saat hendak melakukan operasi pencarian pilot Susi Air.
"Namun dalam perjalanannya dihadang dan kontak tembak dengan KKB yang dalam kontak tembak tersebut mereka memanfaatkan masyarakat dan juga anak-anak untuk menyerbu mereka," kata Yudo di Base Ops Lanudal Juanda, Jawa Timur, Selasa (18/4/2023).
Baca Juga: Hari Kedua Baksos, KAHMI dan Forhati Makassar Salurkan Bantuan di 3 Titik
Setelah kontak senjata, kata Yudo, KKB juga memanfaatkan ibu-ibu dan anak-anak untuk menyerbu pasukan TNI.
"Dari tembakan ia, kemudian dari masyarakat khususnya ibu-ibu dan anak-anak untuk menyerbu pasukan kita," ucapnya.
Dalam kondisi seperti itu, prajurit TNI pastinya memilih menggunakan sikap bertahan.
Baca Juga: Muhammad Haikal, Siswa SMKN 2 Gowa Juarai Lomba Surat Kartini Berbahasa Inggris
Akibatnya, satu prajurit TNI atas nama Pratu Miftahul Arifin tertembak hingga tewas dan jatuh ke jurang sedalam 15 meter.
Kemudian saat prajurit lain hendak mengevakuasi, gerombolan KKB pun kembali memberondong tembakan dan membuat tim SAR pilot Susi Air memilih untuk menghindari kontak senjata, lantaran adanya masyarakat sipil.
Artikel Terkait
Hari Kedua Baksos, KAHMI dan Forhati Makassar Salurkan Bantuan di 3 Titik
Sekelompok Remaja Disinyalir Akan Tawuran, Tiga Senjata Tajam Disita Polisi